clock wall

Sabtu, 27 Maret 2010

Tugas Ekonomi Moneter

1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pasar modal merupakan pasar keuangan (financial market) dimana diperjual-belikan sekuritas atau instrumen surat berharga yang memiliki sifat jangka panjang (Husnan, 1997). Di Indonesia, Bursa Efek Jakarta (BEJ) merupakan sejarah panjang pasar modal Indonesia. BEJ didirikan pada tahun 1912 oleh pemerintah kolonial Belanda, kemudian terhenti oleh adanya invasi Jepang 1942, dan baru aktif kembali 10 Agustus.
Pokok Masalah
Dari latar belakang di atas, permasalahan yang dapat dimunculkan pada studi ini adalah apakah terdapat hubungan jangka panjang dan jangka pendek antara variabel-variabel makroekonomi terutama tingkat bunga terhadap harga saham di pasar modal Indonesia .
1.3.Tujuan dan Manfaat Riset
Tujuan dari riset ini adalah untuk menganalisis pengaruh kondisi makroekonomi dalam jangka panjang terhadap pasar modal dan tingkat bunga di Indonesia. Riset ini juga bertujuan menganalisis apakah variabel tingkat suku bunga perbankan bisa mempengaruhi harga saham di pasar modal Indonesia. Dengan demikian, manfaat dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan variabel-variabel makroekonomi yang paling dominan mempengaruhi pasar modal Indonesia sehingga dapat dipergunakan sebagai acuan empiris untuk pengambilan keputusan di pasar modal.
2. PEMBAHASAN
2.1. Perkembangan Tingkat Bunga.
Penurunan jumlah uang beredar dianggap sebagai faktor penyebab menurunnya tingkat inflasi dalam perekonomian”.
Mengamati mekanisme di atas, terdapat kecenderungan bahwa masyarakat memiliki refleksi yang tinggi terhadap perubahan tingkat bunga, serta diangpap bahwa masyarakat memiliki alternatif penggunaan uang yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan (apakah ditanamkan dalam bentuk investasi, atau ditabungkan untuk memperoleh penghasilan bunga).
Selayaknya negara-negara berkembang menelaah ulang kebijakan tingkat bunga diterapkandalamperekonomiannya,sebab:
kepekaan masyarakat terhadap perubahan tingkat bunga sebagai alternatif penggunaan uangnya untuk memperoleh keuntungan sangat kecil, bahkan tidak peka. Hal ini disebabkan karena masyarakat tidak memiliki cukup dana untuk akses ke lembaga keuangan perbankan maupun melakukan pembelian saham/obligasi. Kecenderungan masyarakat lebih mempergunakan bank sebagai sumber dana bagi kelangsungan hidupnya melalui pinjaman konsumtif (kredit konsumtif).
2.2. Perkembangan Pasar Modal / Financial Market.
Pelaku pasar tidak percaya lagi terhadap pemerintah sehingga tidak melihat ada faktor ekonomi positif. Semua informasi yang beredar di pasar semuanya negatif sehingga menekan indeks. Ada persoalan di suku bunga SBI, isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri, dan kenaikan harga minyak dunia, termasuk rencana reshuffle kabinet tim ekonomi.
Pendorong IHSG terpuruk adalah peningkatan penjualan reksa dana lokal dan meningkatnya jumlah investor yang mengalihkan dananya dari saham ke pasar valuta asing. Yang paling berpengaruh terhadap penurunan IHSG adalah BBM. Minyak dunia naik, itu berarti biaya subsidi yang ditanggung pemerintah makin tinggi. Akibatnya, kondisi balance sheet terguncang, fiskal terpengaruh, moneter juga kena. Biaya semakin besar.
Untuk meredam terjadinya aksi jual di pasar saham dan rontoknya nilai tukar rupiah, pemerintah diminta segera mengeluarkan kebijakan yang mampu menenangkan pasar. BI sudah mengeluarkan kebijakan menaikan suku bunga Fasbi dan overnight,untuk menjaga stabilitas rupiah, BI tampaknya akan menurunkan batas minimum transaksi derivatif dan menaikkan BI Rate. Selain itu,khusus untuk perbankan, BI juga mengindikasikan akan menaikkan giro wajib minimum (GWM) dalam rangka menyerap uang di masyarakat.
2.3.Analisis
Yang menjadi pertanyaan, apakah tanda-tanda bubble economy dalam dinamika ekonomi nasional saat ini sudah mulai terbersit? Data awal di atas memperlihatkan bahwa sesungguhnya ekonomi nasional sudah memperlihatkan tanda-tanda itu. Hanya bedanya jika dibanding menjelang krisis 1997/1998, maka saat ini perekonomian nasional grafiknya sedikit meningkat, antar lain dilihat dari sisi peningkatan cadangan devisa yang meningkat besarnya (US$ 58 miliyar), yang dibarengi kian tertekannya utang luar negeri (39 persen dari PDB). Namun, secara umum simptomnya sama, yakni pasar finansial berkembang luar biasa.
Bisa dimaklumi para petualang pasar uang dan pasar modal semakin tergiur dan berkonsentrasi di bisnis portfolio. Implikasinya redistribusi dana menjadi timpang. Sektor rill kendati bergerak tapi realitasnya sangat bergerak lambat. . Ini artinya, dinamika kinerja ekonomi nasional ternyata belum punya kaki kokoh sehingga volatile dihajar oleh faktor eksternal.
Untuk LIHK terbukti secara empiris dan sesuai dengan teori bahwa ada hubungan yang positif antara LIHK dengan LIHSG yang berarti bahwa semakin tinggi indeks harga konsumen maka semakin mahal harga barang dan jasa yang diproduski oleh perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan laba dan harga saham.
3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis atas pengujian diatas maka dapat diperoleh beberapa
kesimpulan, antara lain:
Bahwa hubungan antara tingkat suku bunga dan indeks harga saham berhubungan negatif secara jangka panjang atau dengan kata lain jika tingkat suku bunga naik sebesar 1% maka indeks harga saham akan turun sebesar 0.673%.
Kebijakan moneter selain tingkat suku bunga (penjualan/pembelian surat berharga) hanya akan berpengaruh pada harga-harga saham di pasar modal Indonesia dalam jangka pendek.
Inflasi dan kinerja ekspor hanya berpengaruh secara jangka panjang dan positif terhadap perilaku harga-harga saham di Indonesia.
3.2. Saran
Solusinya bank harus menurunkan suku bunga tabungan dan meningkatkan suku bunga kredit. Untuk langkah administrtif dilakukan dengan inspeksi mendadak (scrutiny), audit, kewajiban pelaporan rencana transaksi sebelumnya dan kewajiban meminta izin kepada BI. Hal ini dimaksudkan agar BI dapat mencegah transaksi valas yang dilakukan dengan dasar spekulasi. Karena yang terjadi adalah self fulfilling prophecy. Pelaku pasar memperkirakan akan terjadi depresiasi sehingga mereka bersama-sama menukar ke dolar akibatnya depresiasi benar-benar terjadi. Langkah terakhir adalah melalui pembatasan jumlah dan waktu transaksi. BI agar membatasi batas maksimum transaksi derivatif menjadi US$ 100 ribu.

0 comments:

Posting Komentar